Yang Lalu Biarlah Berlalu
Setiap orang pasti punya masa lalu, baik yang menarik dan ingin selalu dikenang. Bahkan ingin terulang lagi. Pun masa lalu yang tidak menyenangkan, yang ketika mengingatnya selalu menyisakan kepedihan, penyesalan dan mungkin kemarahan kepada seseorang atau banyak orang. Tak jarang bayangan masa lalu itu hadir kembali ke dalam benak sehingga semua yang terjadi di masa lalu seperti terputar kembali.
Jika masa lalu itu memang indah, tak ada salahnya kita mengenangnya. Tetapi jika masa lalu itu tidak menyenangkan, langkah terbaiknya adalah dengan melupakannya, memendamnya dalam-dalam agar tidak pernah muncul lagi dalam ingatan. Karena tidak sedikit orang yang tenggalam dalam masa lalu menjadi bersedih dengan peristiwa yang menyesakkan dada. Berbagai penyesalan datang menggedor-gedor hatinya dan berharap waktu bisa diputar kembali agar tidak melakukan kesalahan yang sudah terjadi.
Orang yang bijak akan melipat rapat kenangan masa lalu dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Kenangan pahit itu ibarat seorang penjahat yang harus diikat kuat dengan rantai besi dan dimasukkan ke dalam penjara kelupaan dan tidak akan pernah dikeluarkan lagi. Kenangan itu sudah usai dan tidak akan pernah terulang lagi. Duka nestapa tidak akan pernah memperbaiki masa lalu, apa lagi masa depan.
Mengingat-ingat masa lalu dan hidup di dalamnya justru akan merusak kehidupan saat ini dan menghancurkan masa depan. Hati menjadi tidak bahagia dan tidak akan mampu melihat berbagai keindahan di depan mata serta tidak akan mampu melihat kesempatan yang hadir menghampirinya. Hidup jadi suram dan tidak akan dapat mensyukuri nikmat yang telah dianugerahkan Allah di setiap detiknya. Alangkah ruginya.
Maka sikap terbaik adalah menikmati dan mensyukuri semua yang dihamparkan oleh Allah saat ini. Satu-satunya yang kita miliki adalah hari ini. Jadi manfaatkan hari ini dengan sebaik-baiknya-dengan melakukan yang terbaik agar jika masih diizinkan untuk bisa menikmati hari esok, kita dapat menikmati impian-impian kita yang diwujudkan oleh Allah. Satu-satunya hal yang harus dilakukan agar hidup terbebas dari berbagai bentuk penyesalan dan kekecewaan atau apapun yang membuat tak bahagia adalah dengan menghadirkan hati dan pikiran ke saat ini (present moment).