Taman Depan Rumah
Di depan rumah saya, ada sedikit lahan kosong yang saya tanami dengan beberapa jenis tanaman. Sebagian besar berupa tanaman bunga, meskipun hanya bunga kampung yang saya dapatkan dari teman atau dari tetangga dengan cara meminta biji bunganya lalu saya sebar di lahan itu. Ada juga tanaman cabai dan pepaya hasil membuang biji. Ketika saya sadar bahwa biji dari pepaya dan cabai yang busuk bisa tumbuh menjadi tanaman nantinya.
Ada juga jenis tanaman hasil dari membeli. Tanaman yang saya dapat dari membeli adalah tanaman mawar, melati, bugenvil, dan palm. Alhamdulillah, semuanya bisa tumbuh dengan baik meskipun saya tidak merawatnya sebaik orang yang hobi bertaman. Yang saya harapkan dari tanaman yang ada di depan rumah saya adalah bunganya. Saya sangat senang ketika tanaman itu mulai bermekaran bunga-bunganya, berwarna-warni. Itu mimpi saya sejak lama – memiliki banyak tanaman bunga sehingga kupu-kupu datang sendiri menari-nari tak henti-henti di taman saya.
Bagi saya semua bunga itu indah. Pun dengan kupu-kupu yang selalu ada di taman bunga saya. Indah sekali. Dengan pemandangan sesederhana itu saya bisa merenung, menulis dan mensyukuri hidup. Ketika pikiran sedang jenuh atau hati sedang tidak nyaman, saya memilih untuk ke halaman. Saya potong dahan, saya rapikan dedauanannya dan saya ganti posisi pot-potnya agar ada yang berbeda dari biasanya. Setelah itu tanpa saya sadari pikiran ini kembali segar dan hati pun kembali nyaman. Sesederhana itu. Alhamdulillah.
Di hari libur, jika tidak hujan, saya berusaha untuk berada di taman di pagi hari saat sinar mentari masih terasa hangat, belum terik. Apa saja bisa lakukan sekalian berjemur untuk mendapatkan vitamin D ciptaan Allah yang hingga kini tak ada obat atau pil yang menandinginya. Subhanallah.