Sindikat Scammer
Akhir-akhir ini banyak berita beredar mengenai korban penipuan, terutama lewat aplikasi Facebook. Penipuan melalui sosial media ini dikenal dengan sebutan SCAMMER. Korbannya sebagian besar adalah perempuan yang aktif di sosial media, terutama Facebook dan gemar berinteraksi dengan siapa saja yang mengirim pesan baik lewat messenger maupun inbox.
Pelaku penipuan tersebut berpura-pura menjadi seorang yang sedang mencari jodoh. Rayuan maut dilontarkan dengan gencarnya hingga membuat korban merasa berbunga-bunga hatinya dan akhirnya jatuh cinta setengah mati. Profil yang digunakan juga foto orang yang tampan dan sangat memikat hati. Si penipu sangat jeli memperhatikan korbannya lewat status-status dan foto-foto yang diunggah korbannya.
Jika si korban memang kebetulan dalam posisi yang sama – sedang mencari jodoh, maka besar kemungkinan akan mabuk kepayang oleh gombalan scammer tersebut. Setelah merasa yakin bahwa si korban mabuk kepayang dan jatuh cinta setengah mati dengan scammer, dilancarkanlah aksi penipuannya. Ada yang pura-pura akan mengirim barang berharga, ada juga yang pura-pura akan membuka usaha dan butuh modal tambahan. Jika modusnya adalah mengirimkan barang berharga kepada korban, maka nanti akan ada skenario harus membayar ke pihak bea cukai jika barang itu ingin bisa sampai. Nilainya puluhan juta, bahkan ada yang ratusan juta rupiah. Jika modusnya ingin membuka usaha, maka orang itu minta ditransfer sejumlah uang untuk tambahan modal.
Biasanya korban baru sadar setelah berhasil transfer sejumlah uang. Karena setelah itu akun scammer tersebut tidak aktif lagi dan tidak bisa dihubungi. Pun orang yang menyebutkan dirinya dari bea cukai, nomornya tidak lagi bisa dihubungi. Jika sudah seperti itu, siapa yang akan bisa menolong? Untuk lapor polisi pun tidak bisa, karena selain susah dibuktikan juga korban sendiri tidak tahu siapa pelakunya.
Ada beberapa kasus yang penipunya tidak hanya berkomunikasi di messenger saja, tetapi sang scammer datang ke rumah korban dengan alasan akan melamar. Siapa yang tidak bahagia dan percaya ketika orang yang dicintai itu datang melamar? Tetapi lagi-lagi, pelaku tersebut akan melancarkan aksinya di hari ke sekian setelah tinggal di rumah korban. Dia pergi dengan membawa uang, perhiasan bahkan jika ada juga kendaraan. Korban merasa seperti dihipnotis dan baru sadar setelah pelaku sudah tak lagi bisa dijangkau keberadaannya.
Kebanyakan korban diawal-awal curhat sudah tidak dapat diingatkan bahkan oleh orang yang terdekatnya sekalipun, karena korban sudah jatuh cinta dan percaya sekali dengan janji si penipu. Orang yang jatuh cinta adalah orang yang tidak bisa dinasehati. Jika kita berusaha menasehati, maka akan sia-sia saja. Mereka akan sadar setelah semua aksi penipuan terjadi, dan itu sudah terlambat. Maka bagi siapa pun yang sedang mencari jodoh lewat sosial media, berhati-hatilah dan gunakanlah logika. Berpikirlah dengan jernih, dan tanyakan pada hati nurani. Biasanya hati nurani akan memberi peringatan jika sesuatu itu tidak baik. Hanya saja jika hati sudah terlanjur jatuh cinta, maka peringatan dari hati nurani itu pun tidak dihiraukan.