Pola Hidup Minimalis
Joshua, seorang eksekutif muda, mencapai kesuksesan yang luar biasa di usia 28 tahun. Dia memiliki rumah besar, beberapa mobil mewah, lemari yang berisi baju-baju mewah, gadget terbaru dan termahal. Semua yang mahal dan mewah berhasil dia miliki. Namun, di usia itu juga ibunya meninggal dan pernikahannya kandas. Keduanya terjadi di bulan yang sama.
Joshua kemudian merenung. Dia menyadari bahwa selama ini focus hidupnya adalah “kesuksesan” yang dilambangkan dalam berbagai bentuk kemewahan. Gajinya besar, tapi pengeluarannya jauh lebih besar. Dia memiliki banyak kartu kredit yang menjeratnya dalam hutang yang sangat besar. Dia merasa tidak bahagia dengan semua yang dia miliki.
Akhirnya dia memutuskan untuk memulai pola hidup minimalis. Dia hanya menyisakan beberapa baju dan benda yang memberinya nilai saja. Selebihnya dia donasikan. Lambat laun, hutangnya mulai berkurang dan akhirnya terbebas dari hutang. Hatinya mulai tenang dan wajahnya memancarkan kebahagiaan.
Ryan, temannya yang mencapai kesuksesan di usia yang sama, mengalami hal yang hampir mirip. Dia memiliki gaji besar, tapi pengeluarannya juga besar. Dia mengalami stress dan berujung pada mengkonsumsi minuman beralkohol. Suatu hari, dia bertemu Joshua. Dia heran mengapa Joshua yang belum lama kehialangan ibu dan istrinya tampak tenang dan bahagia. Harusnya Joshua lebih menderita darinya.
Maka, dia mengajak Joshua berbincang. Akhirnya Ryan mengikuti jejak Joshua untuk menerapkan pola hidup minimalis. Bahkan, akhirnya keduanya bersama-sama membuat website theminimalists.com dan menulis beberapa buku best-seller. Mereka juga aktif menebar manfaat lewat podcast-The Minimalists Podcast. Mereka adalah Joshua Fields Millburn and Ryan Nicodemus.
Untuk menerapkan pola hidup minimalis, menurut saya yang harus dihilangkan pertama adalah keinginan untuk diakui, dilihat, dan dipuji oleh orang lain. Validasi dinilai sangat penting bagi sebagain orang. Dan demi hal itu, mereka rela membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, dengan uang yang tidak mereka miliki, untuk mendapat pujian dari orang yang bahkan tidak mereka sukai.
Jika semua itu sudah bisa dihilangkan, maka proses menerapkan pola hidup minimalis akan lebih mudah. Rumah tidak akan penuh sesak dengan barang. Joshua sendiri mengatakan bawa kini siapa saja akan mengatakan bahwa rumahnya sangat rapi. Tidak penuh dengan benda. Barang yang dimilikinya adalah yang memiliki nilai, bukan karena harganya.