Pamer Kesedihan di Sosial Media (Sadfishing)

Pamer Kesedihan di Sosial Media (Sadfishing)

Sosial media menjadi sarana untuk mengunggah apa saja untuk diketahui oleh banyak orang. Setiap unggahan pasti mengandung maksud tertentu, baik untuk memotivasi orang lain, berbagi kegembiraan dan kabar baik dengan orang lain, hingga menjadi ajang pamer dan mencari perhatian orang lain. Dan tanggapan orang lain pun bermacam-macam terhadap semua postingan yang ada di sosial media, ada yang positif dan ada juga yang negatif.

Beberapa tahun terakhir muncul istilah baru di sosial media. Istilah yang saya maksud tersebut adalah sadfishing. Istilah ini ditujukan untuk orang yang gemar mengumbar kesedihannya dengan menggunakan kata-kata yang berlebihan. Tujuan dari sadfishing adalah untuk mencari simpati atau perhatian dari teman-temannya (follower-nya) di dunia maya. Jika tidak berhati-hati maka postingan tersebut dapat menjadi kesempatan bagi orang jahat untuk mendapatkan targetnya.

Dr. Christopher Hand dari Glasgow Caledonian University dalam artikelnya yang dimuat di theconversation.com tanggal 2 Desember 2019 mengatakan bahwa sadfishing merupakan gejala psikologis yang harus diperhatikan. Dia mengatakan bahwa istilah tersebut muncul ketika seorang top model bernama Kendal Jenner mengunggah foto dirinya di Instagram dengan disertai caption yang berisi perjuangannya menghilangkan jerawat. Dia adalah seorang brand ambassador dari produk kecantikan penghilang jerawat. Banyak sekali yang berkomentar negatif terhadap unggahannya tersebut.

Tidak sedikit pelaku sadfishing mengalami kecemasan, ketakutan, rasa bersalah, dan sedih yang semakin mendalam setelah mendapatkan respon negatif dari teman-temannya di sosial media. Dalam jangka panjang jika hal tersebut terus terjadi, maka orang tersebut akan merasa sendirian. Namun jika teman-teman di sosial medianya dapat mengerti kondisi emosionalnya, tentu tanggapannya pun akan positif dan justru memberikan dorongan dan semangat.

Tips agar tidak tergerak untuk sadfishing adalah dengan melakukan hal-hal yang disukai. Berolah raga, melukis, menyanyi, membaca, menulis diary, atau sholat dan membaca Al-Qur’an merupakan hal yang dapat dilakukan agar kondisi emosional membaik. Jika memang tetap ingin memposting sesuatu di sosial media baik berupa tweet, caption di Instagram, maupun status update di Facebook, pastikan kata-kata yang digunakan tidak berlebihan (lebay).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga