Meniti Hutan Cemara
Melakukan perjalanan ke tempat yang sejuk dan indah menjadi candu tersendiri buat saya. Tempat-tempat seperti itu biasaya jauh dan butuh perjuangan. Selain jalannya yang berkelok-kelok dan kadang sepi, juga ada bagian jalan yang rusak. Namun, semua tidak terasa karena pemandangan yang tersaji di sepanjang perjalanan sangat memukau.
Dua hari lalu saya bersilaturahmi ke sebuah keluarga yang tempat tinggalnya di daerah paling atas wilayah Sukajaya, Bogor Barat. Saya sangat menikmati setiap detik perjalanan itu karena pemadangan di sekitarnya ada berbagai jenis. Ada sawah terasering, ada sungai dengan air yang mengalir deras di antara bebatuan besar, ada hutan cemara, dan bunga-bunga liar di kiri dan kanan jalan.
Sambil menikmati pemandangan yang tersaji, saya pun bersenandung menyanyikan lagu Katon Bagaskara berjudul “Meniti Hutan Cemara“. Seperti kata Katon dalam lagu itu, “Setelah lelah bertarung dalam kerasnya hidup, ku butuh untuk sejenak menenangkan nurani. Wahai alam dekaplah jiwaku, gelisah dan mencari. Di langit ingin kubasuh wajahku biar segar meraja.”
Perjalanan kemaren lusa ibarat mengisi ulang battery dalam diri. Saat menghirup udara yang segar dalam-dalam, membasuh muka dengan air yang sejuk sekali dan menikmati semua yang masih alami sungguh memberi energi tersendiri buat saya. Masyaallah.