Mengapa Self-Acceptance Penting?
Setiap orang pasti ingin hidupnya tenang, jauh dari galau, minder, khawatir, insecure, dan perasaan negatif lainnya. Media sosial adalah salah satu penyebab hidup tidak tenang, tentu ketika salah dalam memanfaatkannya. Misalnya saja kita jadi membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain yang tampak lebih sukses, kaya, dan bahagia. Lalu hatinya berbisik, “Wah, dia udah sukses…. sedangkan aku masih gini-gini aja”, “Dia emang hebat, nggak kayak aku yang nggak bisa apa-apa”, dan masih banyak lagi ungkapan yang sering terdengar saat melihat postingan orang lain di sosial media.
Menghadapi hal semacam itu, setiap kita perlu memahami apa itu self-acceptance. Jika kita mampu menerima diri sendiri apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya tanpa perlu membandingkan dengan yang ada pada orang lain, maka kita sudah memiliki self-acceptance yang baik. Menerima diri sendiri bukan berarti menerima tanpa melakukan perbaikan. Justru dengan menerima diri sendiri apa adanya, kita jadi tahu kekurangan apa yang bisa diperbaiki dan kelebihan apa yang masih bisa dimaksimalkan agar menjadi lebih baik lagi.
Orang yang memiliki self-acceptance yang bagus adalah tipe orang yang pandai bersyukur. Mengapa demikian? Karena dia sibuk melihat kelebihannya dan sibuk memperbaiki kekurangan dirinya. Jadi dia tidak punya waktu untuk memikirkan pencapaian, kekayaan, dan juga kesuksesan orang lain, apalagi membandingkannya. Setiap orang memiliki lini masanya masing-masing. Maka dari itu tidak ada alasan untuk insecure melihat orang lain.
Lalu apa yang bisa dilakukan agar menjadi pribadi yang memiliki self-acceptance yang baik? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu: mengenal diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan diri, berdamai dengan segala kekurangan yang ada pada diri, menerima kegagalan, dan bersyukur.
Mengenal diri sendiri dapat dilakukan dengan merenung, lalu menuliskan semua kelebihan dan kekurangan. Sadari betul bahwa setiap orang pasti memiliki kelebihan yang berbeda dengan orang lain. Setelah itu, niatkan untuk melakukan perbaikan diri. Yang tak kalah penting adalah berdamai dengan semua kekurangan yang ada pada diri kita. Peluk semua kekurangan itu dengan seutuh penerimaan.
Jika mengalami kegagalan, tidak perlu risau. Kecewa saat mengalami kegagalan adalah wajar dan manusiawi. Lakukan evaluasi dan perbaikan diri. Bisa jadi Allah takdirkan gagal di satu kesempatan, tetapi Dia beri kesuksesan indah di kali lain. Dan jangan lupa untuk selalu bersyukur. Di balik kekurangan, Allah karuniakan kelebihan. Allah beri kesempatan yang sama pada setiap insan untuk berbuat yang terbaik dalam hidupnya dan memaksimalkan potensi masing-masing.