Lebaran dan Diderot Effect
“Aku cat ulang dinding rumahku agar match dengan warna meja kursi tamuku yang baru. Aku ingin semua bernuansa ungu.” Begitulah Rasya bercerita dengan penuh semangat. Lebaran adalah momen untuk kumpul keluarga dan saudara dari pihak kedua orang tua juga mertuanya. Bulan lalu, ia sudah membeli banyak toples bernuansa ungu juga.
Adakah di antara Anda yang melakukan hal yang serupa dengan Rasya? Barangkali Anda merasa perlu membeli tas dan sepatu baru agar match dengan baju yang sudah Anda beli? Atau mungkin Anda merasa perlu untuk membeli barang lain yang sebenarnya tidak Anda perlukan, dan Anda tetap membelinya dengan alasan agar match dengan benda yang lain?
Hal semacam itu dikenal dengan sebutan Diderot Effect. Diderot Effect adalah keinginan untuk membeli barang-barang baru yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Dorongan itu muncul karena ingin melengkapi barang-barang yang sudah dibeli sebelumnya. Saat lebaran Iedul Fitri, banyak bermunculan Diderot effect ini.
Istilah Diderot effect muncul karena peristiwa yang terjadi pada seorang filsuf Perancis bernama Denis Diderot. Ia adalah orang yang kurang mampu. Ia tak punya uang untuk memberikan perhiasan untuk pernikahan anaknya. Hingga suatu hari, Catherine the Great-Ratu Rusia-membeli perpustakaan miliknya dan memintanya untuk menjadi pustakawan di tempat itu dengan menerima bayaran.
Semenjak saat itu, kondisi Diderot perlahan membaik. Suatu waktu, sahabatnya memberi dia jubah yang sangat mewah. Kemudian, muncul keinginan untuk membeli berbagai barang baru agar sesuai dengan jubah yang mahal itu. Menurutnya, semua barang yang ia miliki tidak cocok bersanding dengan jubah itu. Ia mengeluarkan banyak uang dan bahkan harus berhutang untuk itu. Diderot menjadi miskin kembali karena ulahnya.
Sebenarnya, Diderot effect tidak akan terjadi jika kita bisa menahan diri. Tanpa barang lain yang dirasa match pun, lebaran akan tetap bermakna. Bahkan, orang lain tidak akan ikut menanggung kebobolan keuangan kita. Lebih parahnya lagi, sebenarnya orang juga tidak peduli dengan apa yang kita kenakan dan kita beli. Kita saja yang merasa akan diperhatikan banyak orang dengan segala yang menurut kita match tadi.