Kisah yang Menggedor-gedor Nurani
Di siang hari yang terik di suatu kota, ada seorang lelaki muda yang mampir ke sebuah restoran untuk makan siang. Restoran itu menjadi langganannya karena menu-menunya sesuai dengan selera lidahnya. Banyak pengunjung restoran datang dan pergi setiap harinya, ramai sekali. Restoran tersebut buka hingga malam hari.
Saat sedang menikmati hidangan yang ada di depannya, lelaki itu dikejutkan dengan kehadiran seorang pengemis. Seorang bapak tua dengan pakaian yang sangat sederhana menghampirinya dan mengutarakan maksud kedatangannya untuk meminta belas kasih. Lelaki muda tersebut tidak memberinya uang, melainkan mengajaknya duduk dan memesankan menu makanan yang sama dengan yang dia makan.
Keduanya duduk berhadapan dan makan sambil mengobrol ringan. Tak ada perasaan risih terlihat di wajah lelaki muda itu. Banyak orang yang melihat mereka yang tampak asyik mengobrol sambil makan. Hingga akhirnya mereka berdua selesai makan dan bapak tua berpamitan. Sebelum bapak tua beranjak dari kursinya, lelaki muda tersebut mengambil uang untuk diberikan kepada bapak tua.
Ia pun berjalan menuju kasir untuk membayar menu yang sudah dinikmati bersama sang bapak tua. Betapa kagetnya saat kasir menolak uang yang akan diberikannya. Sang kasir mengatakan bahwa pemilik restoran yang melihat kejadian makan bersama tersebut tergerak untuk ikut berbuat baik. Jadi sang kasir diminta untuk menggratiskannya. Pemilik restoran menitipkan tulisan di secarik kertas untuk lelaki muda tersebut.
Tulisan itu berbunyi: “Mesin kasir di restoran kami tak sanggup menghitung harga kemanusiaan yang Anda tunjukkan”. Lelaki muda itu pun terkagum-kagum dengan sang pemilik restoran. Hatinya diliputi keharuan.