Kisah Seekor Keledai Berhadapan Dengan Seekor Singa Dan Seekor Rubah
Pada zaman dahulu kala, di sebuah hutan, hiduplah seekor singa, seekor rubah, dan seekor keledai. Siang itu, sang singa-si raja hutan- merasakan lapar yang teramat sangat. Ia bertemu seekor rubah di tengah perjalanannya mencari mangsa.
“Bawakan aku sesuatu yang bisa kumakan atau aku akan memakanmu,” kata sang singa kepada sang rubah.
“Baiklah,” jawab sang rubah.
Sang rubah berjalan menelusuri tepian hutan. Hingga akhirnya dari kejauhan, ia melihat seekor keledai sedang berjalan pelan di tepi sebuah sungai kecil. Sang rubah pun mendekatinya.
“Hai, keledai. Aku datang kemari membawa pesan dari sang raja untukmu. Ia ingin menjadikanmu raja. Ikutlah bersamaku menemuinya,” kata sang rubah pada sang keledai.
Keledai pun menyetujuinya. Ia berangkat menemui sang raja hutan bersama sang rubah. Begitu tiba di tempat sang raja, tiba-tiba sang raja menyerang sang keledai. Ia berhasil memotong kedua telinga sang keledai. Sang keledai terkejut luar biasa. Ia pun berhasil melarikan diri.
“Kau menjebakku. Raja itu berusaha membunuhku,” kata sang keledai kepada sang rubah.
“Jangan bodoh, wahai keledai. Ia menghilangkan kedua telingamu agar dapat memasang mahkota di kepalamu,” jawab sang rubah.
Sang keledai berpikir keras. Rasanya masuk akal juga apa yang dikatakan oleh sang rubah.
“Ayo, kita kembali,” ajak sang rubah.
Sang keledai kembali lagi untuk menemui sang raja.
Begitu sampai di hadapan sang raja, sang keledai terkejut lagi. Kali ini sang raja memotong ekornya. Sang keledai pun melarikan diri lagi. Ia berkata pada sang rubah, “Kau pembohong. Raja itu memotong ekorku.”
Sang rubah terus merayunya. “Dia hanya menghilangkan ekormu agar kamu bisa duduk dengan nyaman dengan mahkota di kepalamu.”
“Ayo, kita temui sang raja lagi.” Sang rubah terus menerus meyakinkan sang keledai untuk kembali menemui sang raja lagi. Sang keledai pun percaya dengan semua yang dikatakan oleh sang rubah.
Kali ini, si raja hutan langsung menerkam sang keledai dan membunuhnya.
“Kamu berhasil membawa keledai itu kepadaku. Sekarang pergilah. Hilangkan kulitnya. Bawalah otak, paru-paru, hati, dan jantungnya untukku.”
Sang rubah menuruti semua perintah sang raja.
“Mana otaknya?” tanya si raja hutan.
“Ia tidak memiliki otak, wahai sang raja. Jika ia memiliki otak, ia tidak akan kembali untuk menemuimu lagi setelah baginda potong telinga dan ekornya.”
“Benar sekali,” kata sang raja.
Pesan moralnya: jangan seperti keledai. Berhati-hatilah pada orang lain, meskipun itu teman sendiri. Jangan mudah percaya pada rayuannya hingga akhirnya tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan diri dari tipu dayanya. Selalu ada orang yang berniat buruk dalam hidup kita. Sebagai orang beriman, kita perlu memperbanyak do’a agar dilindungi dari orang-orang yang berniat buruk pada kita.