Kaulah, Allah, Sandaran Hati
“Sampaikanlah kepada malam akan datangnya pagi, berikut cahanya yang akan menembus gunung dan lembah-lembah. Berikanlah jalan keluar kepada orang yang terkena musibah secepat kecepatan cahaya atau secepat kedipan mata.”
“Jika engkau melihat gurun terhampar bermil-mil di hadapanmu, maka ketahuilah, bahwa di seberang sana terdapat padang rumput hijau dengan tempat-tempat yang teduh. Jika engkau melihat tali itu semakin terikat kuat, maka ketahuilah, bahwa ia akan menjadi longgar juga nantinya.”
“Air mata diikuti oleh senyuman, ketakutan disusul oleh kenyamanan, dan kekhawatiran dikalahkan oleh ketenangan.”
Kalimat-kalimat yang indah dan penuh makna dari DR. Aidh bin Abdullah al-Qarni dalam bukunya Don’t be Sad di atas selalu dapat menguatkan hati saat diri diuji dengan berbagai ketidaknyamanan. Seolah diri ini senantiasa diingatkan bahwa semua hal yang terasa menyesakkan dada, akan berakhir juga nantinya. Bahwa apa saja yang terasa berat, akan berangsur ringan juga seiring waktu. Bahwa dunia yang terasa gelap, akan usai juga pada saatnya.
Kuncinya adalah yakin sepenuhnya pada Allah, bahwa Dia selalu memberi pertolongan, kemudahan, jalan keluar, dan karunia yang tak terhitung di balik ujian yang Dia berikan. Kunci lainnya adalah selalu berprasangka baik kepada Allah, bahwa Dia tidak pernah dzalim pada hamba-Nya. Bahwa Dia senantiasa ada, bahkan sangat dekat, sedekat urat nadi.
Seberat apapun ujian, segelap apapun dunia ini terasa, tidak akan ada artinya jika kita menyandarkan semua kepada Allah.
“Sedihku ini tak ada arti, jika Kaulah Sandaran hati.” Yang dengan indah dilantunkan oleh Letto dalam lagunya “Sandaran Hati”.