Hujan

Hujan

Di luar sana mendung gelap menyelimuti langit. Bisa dipastikan tak lama lagi hujan pun turun dengan derasnya. Semua orang bergegas masuk ke rumah masing-masing, sambil membawa masuk semua jemuran dan memasukkan apa saja yang tidak boleh terkena hujan.

Bresss…hujan turun deras sekali. Angin bertiup kencang. Dedaunan berkelebat-kelebat. Suara seng yang tertimpa air hujan berbunyi keras sekali. Perlahan dingin terasa hingga menusuk tulang. Tak ada yang berani keluar rumah.

Aku menikmati suasana hujan di luar dari balik jendela kamarku. Dedaunan masih berkelebat-kelebat terterpa angin kencang. Suara gemuruh hujan terdengar bagaikan ditumpahkan dari langit. Tak ada yang melintas di jalan depan rumahku.

Aku suka sekali aroma tanah kering yang terkena air hujan. Ada sensasi tertentu yang membuat anganku berkelana ke tempat yang jauh, hanya dengan aroma itu. Begitulah sebagian arti hujan bagiku. Hujan juga selalu menghadirkan berbagai kenangan yang sesekali melintas dalam pikiran.

Sebagai orang beriman tentu aku tak lupa untuk melantunkan do’a-do’aku sambil menikmati suasana di luar lewat jendela kamarku. Saat hujan adalah saat diijabahnya do’a oleh Allah. Maka aku tak mau melewatkannya. Hajat hidupku begitu banyak dan aku merasa memperoleh kesempatan untuk melambungkan do’a-do’aku itu.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga