Gowes dan Mindfulness
Setiap kali saya mudik, saya selalu menyempatkan untuk gowes. Setiap kali gowes, saya selalu melewati perswahan. Saya juga melewati jalan-jalan yang menyimpan banyak kenangan. Biasanya jalan itu saya lewati dulu dalam perjalanan ke dan dari sekolah, baik sendiri maupun bersama teman-teman. Kadang jalan itu saya lewati dulu ketika hendak ke rumah seorang teman untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar untuk main saja. Biasanya, di jalan yang penuh kenangan seperti itu, laju sepeda otomatis saya pelankan.
Setiap kali melewati persawhan, Indera pendengaran dan penglihatan buru-buu saya tajamkan. Indera perasa juga saya libatkan agar saya bisa merasakan desir angin nan sejuk dan lembut yang berhembus membelai wajah saya. Saat pendengaran saya tajamkan, tiba-tiba seluruh suara yang ada di sekeliling terdengar jelas. Suara burung dan anak-anaknya, suara jangkerik, dan suara binatang lain yang saya lupa namanya terdengar jelas sekali. Suara mereka seperti orkestra di persawahan yang luas dan menghijau. Suara gemericik Sungai di samping jalan pun terdengar indah.
Penglihatan saya pun ikut saya tajamkan. Setiap titik yang saya lewati tak lepas dari pandangan saya. Bunga yang bermekaran di pinggir jalan, embun pagi yang menyelimuti semua tanaman yang ada, kabut yang masih tebal, burung-burung blekok yang terbang di atas persawahan dan kemudian turun di sawah lain, burung emprit yang terbang secara berjamaah sambil berkicau riang dan turun di satu petak sawah lainnya secara berjamaah pula. Air Sungai mengalir deras sekali dampak hujan semalam yang seperti ditumpahkan dari langit oleh Allah.
Para petani mulai beraktivitas di sawah. Ada yang mulai menanam, ada yang hanya mengurusi perairan, ada yang mencabut bibit, ada juga yang berjalan di pematang sawah entah mau kemana. Semua petani sibuk dengan agendanya masing-masing. Pemandangan seperti itu mengingatkan saya pada almarhum bapak saya yang juga petani. Aroma tanaman padi yang masih hijau, aroma tanah sawah itu sangat akrab dengan saya karena dulu saya suka ikut ke sawah. Kadang juga mengantar makanan dan minuman ke sawah. Apa saja yang dilakukan oleh petani itu dulu dilakukan oleh bapak saya.
Mindfulness adalah kegiatan untuk hadir di “sini” dan di “saat ini” atau present moment. Ketika saya melewati persawahan itu, saya selalu melakukan mindfulness. Pikiran dan perasaan saya hadir di situ. Saya tidak mencemaskan masa depan. Saya juga tidak menyesali kejadian di masa lalu. Saya benar-benar hadir untuk menikmati apa yang ada saat ini. Maka semua yang saya temui dapat terekam dengan jelas dan indah. Pikiran dan perasaan saya jadi segar setelah melakukan gowes itu.
Tak semua orang dapat melakukan mindfulness. Mereka tidak mampu untuk hadir di sini dan di saat sekarang. Ada yang pikirannya dibayang-bayangi kegelapan di masa mendatang. Ada juga yang pikirannya dihantui oleh kegagalan di masa lalu. Mereka masih menyimpan semua itu di pikiran mereka. Jadi butuh perjuangan untuk bisa mindfulness. Memang tidak mudah, tapi bisa terus dilatih.
Mindfulness sangat bagus untuk kesehatan mental. Banyak ahli yang mengatakan bahwa salah satu syarat untuk dapat sehat secara mental adalah dengan mindfulness ini. Ada juga yang menyebutkan bahwa mindfulness dapat membantu mengurangi stress dan depresi, serta meningkatkan kemampuan untuk menghadapi tantangan. Jadi, ketika gowes melewati perswahan, saya dapat sehat secara fisik dan juga mental. Alhamdulillah.