Fear of Missing out (FOMO)
Saat ini ada istilah yang sedang terkenal di kalangan pengguna sosial media. Istilah tersebut muncul karena dampak yang diakibatkan oleh penggunaan sosial media yang berlebihan dan cenderung kurang sehat. Istilah yang dimaksud adalah Fear of Missing out (FOMO). Kata tersebut memiliki makna takut ketinggalan hal/sesuatu yang baru atau takut ketinggalan berita terkini maupun ketinggalan dalam meng-update sesuatu yang baru.
Orang yang mengalami FOMO akan merasa cemas jika tidak bisa mengikuti apa yang sedang menjadi trend. Pengguna sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lainnya yang sudah kecanduan akan selalu membukanya di setiap waktu. Akibatnya dia akan merasa bahwa hidup orang lain lebih indah, lebih berharga dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan hidupnya. Lalu muncul keinginan untuk mengikuti apa yang sedang menjadi trend di sosial media. Bahkan lebih parahnya ada yang sampai berhutang karena harus memiliki sesuatu yang sedang trend.
Orang yang menderita FOMO bisa dikatakan bahwa dirinya memiliki tingkat kepuasan hidup yang rendah. Dalam jangka panjang jika hal ini tidak segera disadari dan diobati, maka akan menimbulkan penyakit seperti kecemasan berlebih yang akan menyebabkan insomnia dan kurangnya kemampuan berkonsentrasi. Dan lama kelamaan akan menimbulkan penyakit jantung dan kardiovaskuler.
Hal-hal berikut bisa dilakukan untuk mencegah penyakit membahayakan yang diakibatkan oleh FOMO:
- Perbanyak bersyukur. Orang yang memandang orang lain lebih baik dan lebih sukses dari dirinya bisa dipastikan adalah orang yang kurang bersyukur. Dia akan rajin membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Padahal orang lain juga memiliki masalahnya sendiri-sendiri, hanya saja tidak diposting di sosial media. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan bersyukur maka dia akan fokus pada kebaikan dan anugerah yang ada pada dirinya. Dia akan sibuk menikmatinya hidupnya dan tidak akan sempat membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain.
- Membatasi penggunaan sosial media. Jika memang sudah merasakan kecanduan sosial media dan merasakan kecemasan yang parah, maka langkah terbaik adalah dengan mengurangi frekuensi membukanya. Jika biasanya hampir setiap saat membukanya, maka bisa diganti menjadi dua atau tiga kali saja dalam sehari. Akun-akun yang dinikmati pun bisa diganti dengan akun-akun yang memberi manfaat, yang sesuai hobinya atau bisa mendatangkan profit.
- Lebih aktif di dunia nyata. Tidak sedikit orang yang aktif di dunia maya justru malah tidak aktif bersosialisasi di dunia nyata. Waktunya habis digunakan untuk berselancar di dunia maya, sehingga justru waktu yang bisa dinikmati di dunia nyata hanya sedikit sekali. Waktu yang tadinya dihabiskan di dunia maya bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang untuk berdiskusi, bertukar pikiran, bertransaksi, dan lain sebagainya.
Dan setelah muncul istilah FOMO, kini muncul istilah JOMO (Joy of Missing out). Makna dari JOMO adalah tidak peduli dengan ketertinggalan dalam hal-hal yang sedang menjadi trend.