Dick Proenneke

Dick Proenneke

Alam selalu memberikan ketenangan dan kedamaian. Keindahannya memberikan inspirasi untuk menulis berlembar-lembar cerita, pun beribu-ribu puisi. Alam yang belum terjamah manusia hanya ditemui di daerah pegunungan atau di pedalaman hutan. Seluruh binatang yang ada masih utuh, belum diburu dan dibunuh manusia. Pun dengan sumber air. Masih jernih dan memantulkan keindahan alam di sekitarnya.

Saya tertarik dengan kisah Dick Proenneke. Ia adalah seorang laki-laki yang tinggal sendiri di sebuah pegunungan di Alaska. Nama lengkapnya adalah Richard (Dick) Proenneke (1916-2003). Dick membangun rumah dari kayu di sebuah tempat bernama Twin Lake di Lake Clarke National Park. Ia pernah menjadi nelayan dan tukang kayu yang sangat ahli. Keahilannya itulah yang membuatnya mampu membangun rumah dari kayu dan ia kerjakan sendiri.

Yang menarik lagi, di dalam rumahnya ada ruangan khusus untuk Dick menulis. Ruangan berisi sebuah meja dan kursi. Di depannya ada jendela kaca yang langsung menghadap ke danau. Setiap hari, Dick menulis jurnal. Semua yang ia lihat dan rasakan ia tuliskan dalam jurnal itu. Kalimat-kalimatnya indah sekali. Saya mengetahuinya dari teman Dick yang membacakan sedikit dari tulisannya.

Ia membuat perahu kecil untuk pergi ke tempat lain. Makanannya hasil dari ia berburu binatang dan juga ikan yang ia tangkap di danau atau sungai yang ada di sekitar rumahnya. Ia hidup di rumah itu selama kurang lebih 30 tahun. Burung-burung sudah akrab dengannya. Hanya dengan mengangkat tangan, datanglah seekor burung dan hinggap di tangannya.

Danau yang ada di dekat rumahnya benar-benar bersih dan airnya bening sekali. Ia membersihkan tepi danau itu dengan alat yang ia buat sendiri. Tidak ada daun atau sampah lain yang ada di tepi danau itu. Dari pegunungan di sekitar rumahnya, dapat dilihat awan putih yang bergerak pelan melintasi lembah. Betapa indahnya. Dick mengabadikan semuanya lewat tulisan dan film. Ia ingin menceritakan kehidupannya di Twin Lake pada saudara-saudaranya.

Seandainya saja saya bisa ke rumah itu. Saya akan menulis di meja tempat Dick menulis. Saya akan tulis keindahan alam yang terhampar di depan saya lewat jendela kaca itu. Saya juga akan menaiki perahu kecil mengelilingi danau di depannya. Mendayung sambil menghirup udara segar pegunungan dan menikmati langit biru. Seandainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga