Dahsyatnya Do’a sebelum Makan
Makan merupakan kebutuhan hidup manusia. Setiap orang memiliki kebiasaan makan yang berbeda-beda, mulai dari jenis menunya hingga frekuensinya. Ada orang yang merasa harus sarapan dengan nasi, tetapi ada juga yang cukup sarapan dengan segelas susu. Ada yang makan malamnya dengan menu yang lengkap (seperti yang saya alami saat diberi kesempatan tinggal di Adelaide, Australia beberapa tahun yang lalu karena di sana menu sarapan itu hanya selembar roti tawar dilapisi selai dan segelas susu atau kopi saja), tetapi ada juga yang memilih untuk tidak makan malam sama sekali.
Bagi kita sebagai umat Islam, makan bukan hanya melulu mengenai makan apa dan kapan waktunya. Tetapi lebih dari itu. Yang perlu diingat pertama kali ketika hendak makan adalah kehalalan makanan yang akan disantap. Halal sendiri meliputi halal dari cara mendapatkannya – bukan dari hasil mendzalimi orang lain dan juga halal dari kandungan makanan itu sendiri (makanan-makanan yang dihalalkan oleh Allah). Dalam Bahasa Arab ada istilah halalan thayiban – halal dan thayib (baik).
Selain itu kita juga diajarkan untuk makan dengan menggunakan tangan kanan karena makan dengan menggunakan tangan kanan adalah cara makan yang dilakukan oleh para nabi dan rasul. Sedangkan makan dengan tangan kiri adalah kebiasaan yang dilakukan oleh Syetan. Jika kita makan dengan tangan kiri maka aliran darah pun akan mudah dimasuki oleh syetan. Dengan demikian bisikan syetan akan mudah sekali mengganggu kita.
Dan yang terakhir kita juga diperintahkan untuk berdo’a sebelum makan. Mengapa kita harus berdo’a terlebih dahulu sebelum makan? Karena makan yang didahului dengan do’a itu akan menjadi berkah. Jika sudah berkah, maka pikiran kita, syaraf-syaraf kita, langkah-langkah kita akan menjadi bersih dan jernih. Kita tidak akan mudah tergoda oleh bisikan syetan yang terkutuk.
Jadi makan tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan saja, tetapi bisa menjadi sarana untuk memurnikan dan membersihkan pikiran dan langkah kita dalam kehidupan sehari-hari. Caraya adalah dengan memperhatikan kehalalannya, dengan menggunakan tangan kanan, dan dengan membaca do’a terlebih dahulu.
Tulisan ini merupakan hasil menyimak ceramah Kang Abik beberapa waktu lalu.