Beda Bahasa Beda Makna

Beda Bahasa Beda Makna

Belajar bahasa lain selain bahasa ibu dan bahasa Indonesia selalu menyisakan cerita lucu. Di Indonesia, beda daerah saja beda bahasa. Apalagi dengan bahasa dari negara yang berbeda. Dan perbedaan itulah yang sering memunculkan banyak cerita lucu.

Saya yang berasal dari Yogya hingga kini masih merasa bahwa gedang itu adalah pisang. Di Bogor, tempat saya menetap, ternyata gedang itu berarti pepaya. Maka ketika ada orang yang menawari saya gedang, yang muncul di benak saya adalah pisang. Padahal yang dimaksud adalah pepaya. Pun dengan kata cokot. Setiap orang mengatakan cokot, yang muncul di otak saya adalah kata gigit. Jadi jika ada orang yang meminta orang lain dengan kata cokot, otak saya mengartikan bahwa orang itu meminta orang lain untuk menggigit sesuatu. Padahal dalam bahasa Sunda, cokot itu artinya ambil.

Dalam Bahasa Inggris pun juga banyak cerita lucu. Saya ingat, dulu saat saya belajar Semantics di kampus IKIP Yogyakarta, dosen yang mengampu mata kuliah itu kebetulan dosen favorit saya. Beliau menceritakan kisah ketika beliau kuliah di Australia. Ada teman kuliah beliau di sana yang berasal dari Yogya sedang sewot pada beliau. Di Yogya, ketika mengumpat orang karena sewot, kata yang keluar biasanya berbunyi “matamu” atau “mbahmu“. Teman dosen saya tadi mengubah umpatannya ke dalam bahasa Inggris menjadi “your eyes” dan “your grandma“. Kami, mahasiswa beliau, pun tertawa karena makna umpatannya jadi tak seperti maksud aslinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga