Balon dan Kebahagiaan
Di sebuah sekolah, seorang guru membawa banyak balon ke sekolahnya. Setiap siswa mendapatkan satu balon. Semua yang menerima balon harus meniupnya agar menggelembung, kemudian menuliskan namanya di balon itu, dan melemparkannya ke lorong yang ada di antara kelas-kelas.
Setelah itu, sang guru mencampur aduk balon-balon itu. Semua siswa diberi waktu 5 menit untuk menemukan balon mereka.
“Perhatian semuanya. Saya akan menghitung hingga angka 3. Hitungan ketiga kalian semua bergerak mencari balon kalian masing-masing. Kalian semua siap?” Tanya sanga guru.
“Siap, Pak.”
“Baik. Satu, dua…tigaaa.”
Semua siswa berlomba mencari balon mereka masing-masing. Suasana lorong begitu riuh. Mereka berdesak-desakan, saling dorong, dan ada yang marah-marah. Setelah 5 menit berlalu, tak satu pun dari mereka menemukan balonnya.
Kemudian sang guru mengubah instruksinya.
“Sekarang saya akan ubah instruksinya. Setiap kalian, silahkan ambil balon yang kalian temukan. Kemudian, berikan balon itu pada pemiliknya. Saya beri waktu 5 menit. Siap?”
“Siap, Pak.”
“Hitungan ketiga kalian sbergerak. Satu, dua…tigaaa.”
Para siswa kembali berlari menuju balon. Beda dengan sebelumnya, kali ini mereka bisa menemukan balon mereka masing-masing.
Setelah semua memegang balonnya, sang guru menyampaikan hikmah dari permainan itu.
“Balon itu layaknya kebahagiaan. Kita tidak pernah menemukannya jika kita hanya memikirkan kebahagiaan kita sendiri. Jika ita memikirkan kebahagiaan orang lain, maka kita akan menemukan kebahagiaan kita juga.”
“Saat kalian membantu menemukan balon teman tadi, itu adalah bentuk memikirkan kebahagiaan orang lain. Teman kalian pasti bahagia bisa menemukan balonnya. Dan kalian juga bahagia karena ada yang membantu menemukan balon kalian.”
“Perhatikan diri kalian sendiri dengan baik, sehingga kalian punya energi dan kemampuan untuk membantu orang lain.”
“Dan ketika ada kesempatan sekecil apapun untuk menyenangkan hati orang lain, jangan pernah ragu untuk melakukannya. Tetaplah rendah hati, berbagilah kebahagiaan dengan orang lain sesederhana apapun itu.”