Pelajaran dari Angelina Sondakh di Acara Rosi di Kompas TV
Salah satu berita yang menyita perhatian masyarakat Indonesia dalam kurun waktu sebulan terakhir adalah bebasnya Angelina Sondakh, mantan politisi dari partai demokrat yang terlibat dalam kasus mega korupsi wisma atlit Hambalang. Prosesi bebasnya bahkan disiarkan secara live oleh Keema Entertainment, mulai dari saat keluar dari rutan hingga di rumahnya bertemu dengan kedua orang tuanya dan anak kesayangannya. Bahkan hingga kegiatan ke makam almarhum suaminya pun terus diliput.
Tak lama setelah menikmati udara bebas, Rosianna Silalahi dari Kompas TV mengundangnya di acara yang dia bawakan. Selama acara berlangsung Angelina Sondakh tak henti menangis menyesali perbuatannya, apalagi saat menceritakan perjuangannya untuk bisa melihat anaknya, Keanu Massaid. Siapa pun yang menyaksikan acara itu sepertinya tak akan kuasa menahan air mata. Meskipun ditahan-tahan tetap saja tiba-tiba mengalir dengan sendirinya saking terharunya.
Rosi adalah orang yang cerdas dan kritis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya seringkali terasa pedas. Angie menjawab apa adanya, sesuai dengan dirinya saat ini yang sudah mengalami banyak perubahan. Dia mengatakan bahwa hukuman 10 tahun itu justru dia syukuri karena jika hukuman itu hanya 4 atau 5 tahun sepertinya tak akan mampu mengubah dirinya. Kini dia benar-benar kapok dan menyesal dengan semua yang dia lakukan dulu. Benar-benar sebuah blessing indisguise.
Saat ditanya mengapa mantan putri Indonesia dengan the look dan brain yang bagus tetap saja terjerat korupsi dan begitu mudah ikut arus saat berada di dalam sebuah partai politik, dia pun mengakui bahwa dia memang bodoh. Jika saja dulu dia berani mengatakan tidak, dia pasti tidak akan jatuh di lubang kehancuran. Karena ketidakmampuannya itu dia harus menanggung resikonya. Menurutnya ada saatnya dalam hidup ini kita harus bisa mengatakan “saya tidak mau dan saya tidak apa-apa jika tidak menjadi apa-apa”.
Jika dulu dia pernah merasa dikorbankan dan harus menanggung semuanya sendiri, maka seiring berjalannya waktu dia memilih untuk menerima semuanya dan merenunginya. Semua terjadi karena dia “bodoh”, mau saja dicocok hidungnya untuk kesana kemari. Dia mengatakan semua terjadi karena dia sendiri mengizinkan orang lain untuk mengorbankannya. Maka hukuman 10 tahun itu akhirnya dia syukuri karena bisa jadi dia akan lebih buruk lagi jika hukumannya lebih ringan.
Saat Rosi mengatakan bahwa dia marah dan sangat kecewa dengannya, dia pun menerimanya. Jika banyak orang yang memandangnya dengan sebelah mata dan tetap menilai bahwa dia adalah koruptor, dia pun menerimanya. Kini dia lebih sibuk menata “inner“-nya. Dia juga akan bekerja apa saja yang penting halal. Dia kini bahkan menjadi muslimah yang luar biasa. Selain hafal beberapa juz dari Al-Quran, dia juga mengenakan busana muslimah. Semua terjadi saat dia masih berada di dalam penjara.