Mentalitas Kepiting (Crab Mentality)

Mentalitas Kepiting (Crab Mentality)

Siapa yang gemar makan kepiting? Bagi sebagian orang kepiting adalah menu yang lezat tiada tara. Namun bagi orang yang tidak suka kepiting seperti saya, melihat saja sudah merasa geli meskipun telah dimasak dengan bumbu terlezat. Jika ada pilihan lain, tentu akan memilih menu lainnya. Dan jika tak ada pilihan lain, lebih baik tidak makan saja. Setidaknya begitulah sikap saya pada menu kepiting.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah mentalitas kepiting atau crab mentality. Istilah tersebut ditujukan pada sikap egois yang tidak ingin orang lain sukses dan berusaha menghambat kesuksesan orang lain. Hal itu dikarenakan adanya perasaan iri dan dengki yang tumbuh subur dalam hati. Segala cara akan dilakukan oleh orang yang bermental kepiting itu agar orang lain gagal atau tidak bisa meraih kesuksesan dalam hidupnya.

Pemelihara kepiting tahu persis tak akan ada kepiting yang keluar dari ember yang disediakan untuk tempat hasil panen kepitingnya. Kepiting-kepiting yang ada di ember tersebut akan sibuk menarik kepiting yang ingin berusaha keluar dari ember. Jadi tak ada satu pun yang berhasil keluar dari ember tersebut. Oleh sebab itulah orang yang selalu berusaha menghambat kesuksesan orang lain itu mirip dengan perilaku kepiting dan disebut memiliki mental kepiting atau crab mentality. Kita bisa menjumpainya dalam berbagai lini kehidupan.

Orang yang bermental kepiting selalu merasa bahwa dirinya lebih pantas untuk sukses. Dia merasa bahwa orang lain harus bagus, tetapi jangan sampai melebihi dirinya. Jika tampak akan mengungguli dirinya, maka mulailah dia beraksi. Padahal setiap orang itu memiliki kelebihan masing-masing, memiliki jalan rezekinya sendiri-sendiri. Kesuksesan orang lain bisa menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik lagi atau untuk berpresastasi juga di bidangnya sendiri. Dengan demikian hati akan selalu damai dan selalu berpikiran untuk maju bersama, bukan hanya dirinya yang maju.

Jika kita dihadapkan pada orang yang bermental kepiting, maka sikap terbaik menurut saya adalah tetap tenang. Kita harus yakin bahwa semua yang terjadi pada kita, yang ditakdirkan untuk kita adalah atas izin Allah. Seandainya Allah mengizinkan ktia sukses, maka tak ada satu pun makhluk di bumi ini yang mampu mencegahnya. Dan seandainya kita ditakdirkan untuk tidak berhasil dalam suatu hal, maka kita harus yakin bahwa itu karena Allah memang tidak mengizinkan hal itu terjadi. Bukan karena usaha orang yang bermental kepiting itu maka kita jadi gagal. Hati kita pun akan tetap berserah dan merasa bahwa semua yang Allah tetapkan adalah yang terbaik untuk kita. Pasti ada hikmahnya.

Apa yang mesti kita lakukan agar kita terhindar dari mental kepiting atau crab mentality? Pertama yakini bahwa setiap kita memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh orang lain. Ambil waktu untuk merenung dan menemukan hal apa yang paling dominan dan sangat kita sukai. Kembangkan itu. Maka waktu kita akan habis untuk mengembangkan diri dan tidak akan sempat untuk iri dan dengki pada orang lain.

Kedua perbanyak bersyukur. Kemampuan bersyukur sangat membantu untuk menghindari sifat iri dan dengki yang ada di hati. Orang yang pandai bersyukur akan sibuk melihat karunia Allah yang ada dalam dirinya, meskipun pada hal yang terlihat sepele. Jadi dia tidak akan pernah membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Setiap kebaikan yang Allah karuniakan akan sibuk disyukuri. Jika hatinya penuh syukur, tak akan ada peluang untuk merasa iri dan dengki.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga