Food Preparation

Food Preparation

Saat ini di kalangan ibu-ibu tengah ramai dengan istilah food preparation. Pertama kali saya mengenal istilah itu dari Instagram. Ada postingan seorang ibu rumah tangga yang aktif di sosial media dan menjadi idola bagi banyak ibu rumah tangga yang lain. Ibu itu jago dalam mengelola keuangan, terutama dalam mengatur uang belanja bulanan.

Ibu tersebut sering memposting hasil belanjaan dalam seminggu. Kemudian disebutkan harga dan ditunjukkan pula cara mengaturnya di kulkas. Rapi sekali. Bagi saya itu ilmu baru, karena selama ini memang saya belanja sayuran ketika butuh saja, kadang harian kadang beberapa hari baru membeli lagi. Tergantung situasi dan kondisi yang ada.

Setelah saya pelajari, food preparation itu adalah cara mengatur uang belanja dengan cara merencanakan apa saja yang harus dibeli untuk persiapan seminggu ke depan. Tentu sebelum membuat food preparation harus dibuat dulu meal plan untuk seminggu ke depan. Sehingga ketika belanja sudah pasti apa saja yang harus dibeli dan berapa uang yang harus disediakan.

Nah, setelah selesai belanja begitu tiba di rumah dirapikan semua hasil belanjaannya. Sayurannya dimasukkan ke dalam plastic box dan dialasi dengan kertas di bawahnya agar awet sayuran dan yang lainnya. Sayuran yang berukuran besar, berdaun atau yang panjang bisa dipotong-potong agar dapat dimasukkan ke dalam plastic box. Begitu pun dengan ayam, daging, dan ikan atau sumber protein hewani yang lainnya. Dimasukkan rapi ke dalam kulkas sesuai dengan daya tahannya selama disimpan di kulkas setelah ditempatkan ke dalam plastic box.

Apa manfaat food preparation ini? Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari melakukan hal tersebut. Pertama, hemat energi. Ketika belanja dilakukan seminggu sekali, tentu akan banyak energi yang terhemat. Kita tidak perlu keluar rumah setiap hari untuk membeli bahan-bahan yang akan kita masak setiap harinya. Jadi sekali keluar rumah, selama seminggu ke depan sudah tidak perlu repot-repot lagi. Selain itu, ketika sayuran sudah dipotong-potong, tentu ketika hendak memasak kita tinggal menyiapkan bumbunya saja. Dan kita juga pasti hafal di mana letak semua bahan yang akan kita masak. Itu sangat menghemat energi.

Kedua, hemat waktu. Bayangkan saja jika setiap hari atau setiap hendak masak kita harus belanja sayuran atau bahan-bahan yang akan dimasak terlebih dulu, pasti banyak waktu yang terbuang. Terbuang untuk keluar rumah dan terbuang untuk berpikir apa saja yang akan dibeli hari itu. Dan tentu ketika tiba di rumah masih harus memotong bahan dan sebagainya yang sebenarnya bisa terhemat dengan melakukan food preparation.

Terakhir, hemat uang. Ini yang paling menarik menurut saya. Kenapa? Karena ketika dari awal sudah membuat meal plan maka kita tidak akan tergoda untuk belanja selain yang dibutuhkan. Dengan demikian uang belanja akan lebih aman, tidak boros. Jika dalam seminggu saja kita bisa menghemat 10 ribu rupiah misalnya, maka dalam setahun sudah hemat berapa? Bahkan pasti lebih dari 10 ribu rupiah hematnya dalam seminggu dibandingkan ketika tidak membuat food preparation.

Dengan demikian, ilmu baru ini menurut saya sangat bermanfaat. Siapa pun bisa mencoba hal ini jika selama ini belum melakukan food preparation, karena selain hemat energi, waktu dan hemat uang tentu akan lebih rapi kondisi di dalam kulkas dan dapurnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga