TIDAK ADA YANG TAHU APA YANG TERSIMPAN DI MASA DEPAN
“Scotti, ingin jadi apa nanti kalua sudah dewasa?”
“Musisi, Pak.”
“Ach, cita-citamu terlalu muluk. Tidak masuk akal. Kamu tak pantas jadi musisi.”
Demikianlah cuplikan dialog antara Scotti Hill-gitaris Skid Row dan guru Bahasa Inggrisnya sewaktu dia duduk di bangku sekolah menengah. Scotti menceritakan hal itu dalam sebuah wawancara. Ia membuktikan bahwa apa yang dianggap tidak masuk akal oleh gurunya waktu itu tidak terbukti.
Ia menjadi gitaris top sebuah group band legendaris Amerika yang lagu-lagunya masih diingat dan disukai hingga saat ini. Jemarinya berhasil membuat banyak lagu Skid Row jadi keren lewat melodi gitarnya bersama Snake Sabo. Sebut saja I Remember You, 18 and Life, In A Darkened Room dan banyak lagi lagu lainnya.
Saya tidak bisa membayangkan ekspresi guru Bahasa Inggris Scotti saat mengetahui Scotti jadi gitaris dari band ternama dan terkenal seantero jagad. Jika saya jadi guru Scotti, saya akan malu. Saya juga akan menyesal telah membatasi mimpinya serta telah berpikir terlalu sempit. Setiap murid memiliki nasibnya masing-masing. Apa yang terjadi di masa depan, tak ada seorang pun yang mengetahuinya.
Sama seperti salah seorang murid saya. Dulu ketika dia masih di SMK, guru bimbingan konselingnya (dulu masih Bimbingan Penyuluhan/BP namanya) kesal sekali dengan anak itu karena anak itu adalah salah satu siswa yang bandel. Ketika sudah lulus, dua tahun kemudian anak itu berkunjung ke sekolah. Ia menemui saya dan berbincang-bincang di depan ruang guru.
Tak lama kmudian, bapak guru BK itu lewat di depan kami. Bapak itu bertanya pada anak itu, “Jadi apa kamu sekarang?” tanya beliau dengan Bahasa Sunda.
“Jadi sopir angkot, Pak.” Jawab anak itu dengan sopan. Dalam hati saya tertawa karena anak itu iseng sekali.
“Kamu sih bandel, jadi gitu kan sekarang. Coba dulu gak bandel.”
Karena tidak tahan menahan tawa, akhirnya saya bilang pada bapak itu bahwa sebenarnya anak itu sudah jadi polisi. Bapak itu pun kaget dan kemudian tertawa. Lalu bersyukur karena akhirnya dia jadi polisi. Sebelum berlalu dari kami, bapak itu pun mendoakan agar ia jadi polisi yang baik. Saya dan anak itu mengaminkan doa tersebut.