Mengoptimalkan Lahan Sempit
Salah satu hobi saya selain membaca, menulis, dan mendengarkan musik adalah berkebun. Karena halaman rumah saya berukuran sempit, sebenarnya kata berkebun kurang tepat. Tapi, tidak ada salahnya saya menggunakan kata tersebut. Yang jelas, saya suka menanam apa saja di halaman rumah saya.
Dari dulu, saya suka sekali bunga. Saya juga suka menanam berbagai jenis tanaman bunga. Hingga saat ini hobi itu tetap saya lakukan. Salah satu kebahagiaan saya adalah ketika membuka jendela dan melihat bunga bermekaran di depan rumah. Apalagi ada kupu-kupu beterbangan berpindah dari bunga satu ke bunga lainnya. Jiwa puitis saya pun meronta-ronta dibuatnya.
Selain bunga, saya juga menanam cabai dan tomat. Tujuannya tentu agar bisa memasak dari hasil menanam sendiri. Hasilnya akan lebih sehat dibandingkan dengan membeli. Mengapa? Karena saya tidak menggunakan pestisida sebagai pupuk. Murni dari apa yang ada di rumah yang bisa dijadikan pupuk.
Ada kebahagiaan tersendiri saat melihat tanaman cabai dan tomat bisa tumbuh subur dan berbuah lebat. Sensasi saat memetik cabai dan tomat sungguh luar biasa. Saat memasak pun terasa lebih bersemangat dari biasanya. Mungkin ada yang mengatakan saya lebay, tapi begitulah yang saya rasakan.
Sebatang tanaman sawo mulai berbuah lebat di antara tanaman bunga. Rasanya manis sekali. Memang tidak banyak dalam sekali panen, tapi saya benar-benar gembira saat memetik sawo-sawo itu. Daunnya yang rimbun dapat membantu menyediakan oksigen lebih banyak di depan rumah saya.
Ada beberapa manfaat dari berkebun. Selain mendapatkan vitamin D terbaik ciptaan Allah berupa sinar matahari pagi, berkebun juga dapat mengurangi stress. Berada di kebun atau taman dapat menanangkan hati dan pikiran. Orang yang suka berkebun akan terlatih untuk sabar dan telaten.