Nuansa Pedesaan
Kemaren, saya menemukan beberapa akun Instagram yang isinya adalah kegiatan memasak dengan bahan-bahan yang diambil dari kebun yang ada di sekitar rumahnya. Ada yang tinggal di Jawa Tengah, yang masakannya hampir sama dengan masakan di Yogya, ada juga yang tinggal di Jawa Barat, yang masakannya biasa disebut dengan masakan Sunda.
Peralatan yang digunakan juga benar-benar masih alami-menggunakan tungku, kayu bakar, dan alat lain yang tidak menggunakan listrik sama sekali. Kegiatan memasak pun di luar rumah dengan berbagai jenis tanaman khas kampung mengelilinginya. Sebelum memasak, ada acara mengambil bahan-bahannya di kebun-mirip seperti kisah Maria Dmitronyak yang tinggal di Ukrania yang saya tulis beberapa bulan yang lalu.
Untuk pemilik akun yang tinggal di Jawa Tengah, hampir semua masakannya saya suka. Dan itu mengingatkan masa kecil saya, di mana jenis masakan yang saya nikmati benar-benar dimasak dengan cara dan dengan bahan serta bumbu yang sama. Semua hal yang membawa ingatan saya ke masa kecil selalu menarik buat saya. Sensasi dari rasa dan aroma masakannya masih tersimpan rapi di benak saya. Salah satunya adalah masakan pepaya muda ditemani daun melinjo yang dimasak pedas bersantan.
Di akun lain milik orang yang tinggal di Jawa Barat, saya pun menyukainya. Tempat tinggalnya juga di kampung, di mana bahan masakannya diambil dari kebunnya. Perbedaan mendasar antara masakan Jawa dan juga Yogya dengan masakan Sunda adalah pada teman sayurnya. Masakan Sunda hampir selalu menyertakan ikan asin atau teri atau jenis ikan lainnya. Di Jawa Tengah dan Yogya, tidak seperti itu. Jadi, ketika saya tinggal di Bogor, saya bingung ketika ditanya saat hendak membeli teri. Ada berbagai macam jenis teri. Dulu, saat saya masih di Yogya, setahu saya teri itu hanya ikan kecil yang rasanya asin. Itu saja.
Selain itu, sambal juga selalu ada dalam set menu. Sambalnya pun ada bermacam-macam jenisnya. Dan satu lagi yang selalu ada dalam menu masakan Sunda adalah lalapan. Ada banyak jenis lalapan, mulai dari beragam dedaunan hingga mentimun dan terong bulat. Semua dimakan dalam kondisi mentah, kecuali labu siam dan wortel. Kini saya sudah terbiasa dengan semua itu, meskipun ketika makan sendiri, saya tidak akan mencari lalap.
Saya sangat menyukai nuansa pedesaan. Selain makanannya yang alami dengan bumbu yang masih alami, saya juga sangat menikmati suasananya. Di pedesaan, masih ditemukan banyak pepohonan, hewan ternak, sawah, dan sungai serta petani yang giat mengurus sawahnya. Saya selalu ingin menulis berbait-bait puisi ketika berada di tempat seperti itu. Dan satu kata yang mewakili perasaan saya ketika menikmati suasana pedesaan adalah damai.