Diam
Selama ini orang belajar untuk berbicara, tetapi lupa untuk belajar diam dan mendengarkan. Akibatnya, orang lupa bahwa diam juga perlu dipelajari. Bagi sebagian orang, diam merupakan hal yang tak mudah dilakukan. Mengapa diam menjadi begitu penting dalam kehidupan kita?
Dr. Agus Ali Fauzi dalam ceramahnya mengatakan bahwa orang yang cerewet atau banyak bicara itu rentan penyakit darah tinggi. Hal itu dikarenakan orang yang banyak bicara/cerewet cenderung sulit mengendalikan diri. Mereka akan mudah tersulut emosi dan mereka tak memiliki waktu untuk merenungkan ucapannya. Lain halnya dengan orang yang tidak banyak bicara. Mereka akan berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara dan mereka mampu memilih kata yang baik untuk diucapakan.
Orang yang diam akan lebih mudah berkonsentrasi dan lebih kreatif. Dengan memilih untuk diam, suasana hati akan jadi lebih tenang sehingga memacu kreativitas dan meningkatkan fokus. Di saat-saat genting, orang yang diam akan bisa memutuskan sesuatu dengan lebih baik dibandingkan orang yang banyak bicara. Dan mereka tahu kapan waktu yang tepat untuk bicara dan kapan waktunya diam.
Saya pernah menyimak ceramah Ustadz Hanan Attaki, Lc yang membahas mengenai diam. Sungguh dalam Al-Quran sendiri Allah jelaskan pentingnya diam. Bahkan saat kita sedang menghadapi masalah dengan orang lain, diam adalah pilihan yang tepat. Tentu diam setelah kita berusaha untuk menjelaskan duduk perkaranya. Setelah itu kita diam sambil berdoa dan berdzikir pada Allah. Tak perlu kita sibuk menjelaskan kepada manusia lewat status, lewat caption, lewat komentar, dan sebagainya.
Allah sendiri yang akan menjelaskan kepada manusia dan Dia sendiri yang akan membalikkan hati hamba-hamba-Nya. Sehingga masalah akan terselesaikan dengan sendirinya. Allah bisa menjelaskan semua lewat berbagai cara yang tidak terduga. Tinggal kita menguatkan keimanan dan keyakinan kita saja bahwa Allah akan membuat semuanya jelas dan masalahnya selesai.