Cahaya Hati
Wafatnya seseorang selalu memberikan pelajaran bermakna bagi kita semua yang masih hidup. Bahwa maut datang bisa kapan saja, tanpa diduga, tanpa direncana, tanpa perlu diminta. Bahwa setiap insan yang hidup itu akan merasakan mati. Tinggal menunggu jadwalnya saja. Malaikat maut bisa menunggu di mana saja dan kapan saja.
Kemaren, Indonesia kehilangan salah satu pendekar dakwah yang juga terkenal dengan Mualaf Center-nya, Steven Indra Wibowo. Saya mengetahui kabar duka tersebut dari akun Instagram Ustadz Salim A. Fillah. Beliau menceritakan bahwa malam sebelumnya beliau sempat video call dan membuat janji temu akan ngopi bareng setelah kajian. Namun, Allah mentakdirkan bakda kajian beliau mengimami sholat jenazah Koh Steven. Al-Fatihah untuk almarhum.
Beberapa hari yang lalu, seorang mahasiswi IPB wafat terbawa arus air hujan. Hari itu, hujan deras mengguyur seluruh wilayah Bogor. Jalanan di kota Bogor benar-benar penuh air, tak ubahnya sungai. Bencana alam berupa tanah longsor dan banjir juga terjadi. Ada beberapa korban yang meninggal dunia. Cuaca benar-benar ekstrim saat ini.
Lagu Cahaya Hati dari Opick setidaknya kembali mengingatkan diri kepada Allah, Pemilik hidup, kepada-Nya kembali segala sesuatu. Kala hati tengah terbuai oleh dunia dan jarang mengingat-Nya, lagu ini seperti menepuk kesadaran agar segera bersujud, memohon ampun dalam setiap keadaan. Agar ketika jadwal kembali pada-Nya tiba, Allah dalam keadaan ridha pada diri. Semoga Allah karuniakan kehidupan terbaik dan kematain terindah pada kita, aamiin yra.
Silahkan menikmati lagu Cahaya Hati dari Opick di link YouTube di bawah ini: