Salman Rushdie dan Ayat-Ayat Setan
Hari Jum’at, tanggal 12 Agustus 2022 dunia dihebohkan dengan peristiwa penusukan penulis kontroversial dunia Salman Rushdie oleh seorang pemuda, Hadi Matar, di sebuah acara diskusi di New York. Salman yang sedang duduk di atas panggung tiba-tiba ditusuk oleh seorang pemuda keturunan Libanon yang tumbuh di New Jersey. Matar menusuk Salman di bagian leher dan perut yang menyebabkan luka parah di bagian hati dan syaraf bagian lengannya. Ada kemungkinan Salman kehilangan salah satu indera penglihatannya.
Di akun sosial medianya, diketahui Hadi Matar adalah pemuda yang sangat tertarik dengan semua hal tentang Iran dan juga ekstrimis Syiah. Novel Satanic Verses atau Ayat-Ayat Setan karya Salman Rusdhie memang mendapat kecaman keras oleh pemimpin tinggi Iran saat diterbitkannya novel itu-Ayatullah Khomeini. Bahkan Khomeini mengeluarkan fatwa untuk membunuh Salman Rusdhie dan menyediakan hadiah sebesar 3 juta dollar Amerika bagi siapa saja yang dapat membawa kepalanya. Di tahun 2012 sebuah organisasi di Iran memberikan tambahan sebesar 500 ribu dollar Amerika untuk kepala Salman. Siapa saja yang terlibat dalam penerbitan novel tersebut pun mendapatkan ancaman pembunuhan.
Novel itu dinilai menghina Nabi Muhammad SAW dan Allah. Salman memang lahir dari seorang ayah yang merupakan pengusaha muslim, tetapi dia tumbuh menjadi seorang ateis. Dia menunjukkan kebebasan berekspresinya lewat karya-karyanya. Sejak terbit di tahun 1989, novel itu ditolak di berbagai negara seperti Pakistan, Arab Saudi, Mesir, Somalia, Bangladesh, Sudan, Qatar, Malaysia, Indonesia dan di negara kelahiran Salman sendiri-India.
Salman sempat meminta maaf kepada publik meskipun dengan setengah hati yang akhirnya dia sesali permintaan maaf itu. Setelah dikeluarkannya fatwa oleh Khomeini, dia bersembunyi selama sekitar 10 tahun di sebuah rumah yang dilindungi oleh pemerintah Inggris. Selama bersembunyi, dia menggunakan nama samaran Joseph Anton yang dia jadikan sebuah memoar di tahun 2012. Beberapa tahun terakhir dia terlihat muncul di Amerika tanpa pengawalan.
Rangkuman dari novel Satanic Verses yang saya baca di website Britannica menyebutkan ada dua tokoh yang ada di novel tersebut. Satu tokoh bernama Gibreel Farishta-seorang aktor film sukses yang mengalami mental illness yang jatuh cinta dengan seorang pendaki gunung bernama Alleluia Cone. Tokoh yang satu lagi bernama Saladin Chamcha-seorang aktor suara yang memiliki masalah dengan ayahnya. Kedua tokoh itu bertemu dalam sebuah penerbangan dari Bombay yang kini berubah menjadi Mumbay ke London. Pesawat yang mereka tumpangi dibajak oleh teroris Sikh.
Pesawat meledak setelah teroris meledakkan sebuh bom. Kedua tokoh selamat dan jatuh di sekitar Samudra Atlantik. Saat sudah berada di darat, Gibreel bertranformasi menjadi malaikat Jibril yang memiliki beberapa sederet mimpi. Semua mimpi itu memang berkaitan dengan agama Islam. Ada tokoh yang didasarkan pada Nabi Muhammad SAW bernama Mahound. Penggambaran tokoh Mahound memang melukai umat Islam. Dalam mimpi ketiga Jibril disebutkan juga ibadah haji di Mekah. Namun dalam penggambarannya, Mekah tempatnya jauh. Jamaah banyak yang putus asa dan banyak juga yang meninggal dunia dalam perjalanan menuju ke sana.
Saya ingat sekali, dulu saat saya masih duduk di bangku SMA novel ini benar-benar heboh di seluruh dunia. Tahun 1989 Group rock band Indonesia God Bless mengeluarkan sebuah album bertajuk Raksasa yang didalamnya ada lagu berjudul Maret 1989. Lagu itu mengisahkan peristiwa hebohnya Novel Ayat-Ayat Setan tersebut. Kebetulan saat itu gitaris God Bless bukan Ian Antono, melainkan Eet Syahranie yang gaya bermainnya dipengaruhi oleh Eddie Van Hallen. Jadi, saat menikmati lagu Maret 1989 berasa sedang mendengarkan Van Hallen.
Silahkan menyimak lagu Maret 1989 yang dinyanyikan oleh God Bless dengan lengkingan gitar dari Eet Syahranie di link YouTube yang saya sertakan.