7 Situasi dalam Hidup yang Menunjukkan “Warna Asli” Seseorang

7 Situasi dalam Hidup yang Menunjukkan “Warna Asli” Seseorang

“Ah, masa sih…setahu saya dia orang baik.”

Begitulah kira-kira respon ketika mendengar penilaian yang “kurang” pada orang yang selama ini kita nilai baik. Dalam kondisi ideal, di mana semua baik-baik saja, bisa dipastikan semua bisa menunjukkan sikap baiknya. Namun, seperti ditulis oleh Lachlan Brown di baselinemag.com, ada 7 situasi yang dapat digunakan untuk menilai “warna asli” seseorang.

  1. Pada saat krisis

Saat kritis dalam hidup meliputi banyak hal. Bisa saja berupa sakit yang tiba-tiba mendera, kondisi keuangan yang tidak menentu, atau bahkan saat ketinggalan bus atau kereta. Ada yang marah pada keadaan, bahkan marah pada semua orang. Ada juga yang mengutuk takdir. Namun, ada juga yang memilih untuk bersabar. Ada yang memilih untuk mencari jalan keluar dan berusaha tetap tenang.

  1. Ketika berhubungan dengan orang yang posisinya “lebih rendah” darinya

Ada jenis orang yang merasa “lebih tinggi” dibandingkan orang yang bekerja sebagai office boy, tukang kebun, pelayan di restaurant, atau pegawai lainnya. Mereka bersikap seenaknya dan menyuruh tanpa sopan santun. Ketika ada sedikit kesalahan, marahnya tidak tanggung-tanggung. Di sisi lain, ada orang yang tetap menghormati semua jenis pegawai yang saya sebutkan tadi. Karena baginya, semua orang sama derajatnya.

  1. Selama kerja kelompok/mengerjakan proyek bersama

Dari zaman ketika masih duduk di bangku sekolah atau kuliah, pasti ada saja tipe orang yang hanya menumpang nama tanpa mau menyumbang pemikiran. Di dunia kerja, ada jenis orang yang kerja hanya sedikit atau malah tidak mau kerja sama sekali tapi giliran ada uangnya, ia yang paling semangat menerimanya. Begitulah.

  1. Ketika lelah atau stress

Orang yang stress biasanya mengalami pusing, kelelahan yang sangat, kurang tidur dan mudah marah. Kemampuan untuk mengendalikan diri biasanya berkurang. Tapi ada juga yang tiba-tiba sangat suportif dan baik.

  1. Saat menemui kegagalan

Kegagalan bagi orang tertentu ibarat dunia yang runtuh. Mereka mulai mencari kambing hitam atas kegagalannya. Tapi bagi Sebagian yang lain, kegagalan adalah tanda bahwa mereka harus lebih gigih berusaha. Ada yang harus dievaluasi dan dipelajari untuk kemudian mencoba lagi.

  1. Ketika melibatkan uang

Ada yang bilang, “Money is the root of all evil.” Uang adalah sumber dari semua kejahatan. Ummar bin Khattab menyebutkan ada 3 cara untuk menilai sesorang, yaitu ketika dalam perjalanan jauh, Ketika berbisnis dengannya, dan Ketika diberi kepercayaan. Dalam berbisnis misalnya, apakah ia dominan dalam pembagian keuntungan atau hasil usaha, apakah malah dinikmati sendiri semua hasil usahanya, atau apakah dibagi secara adil sesuai perjanjian awal.

  1. Ketika merasa tak ada seorang pun yang melihat

Bersikap baik saat ada banyak orang yang melihat, itu tidak Istimewa. Tapi tetap baik dan jujur ketika tak ada seorang pun yang melihat, itulah sebenarnya nilai dirinya. Banyak orang yang seperti itu. Tapi juga tidak sedikit yang menunjukkan sifat aslinya-berbuat curang, atau bersikap seenaknya karena merasa tidak ada pengawasan dan sebagainya.

Menurut Lachlan Brown, “warna” asli kita bukan hanya sekedar reaksi dalam situasi tertentu, tapi merupakan refleksi dari nilai, keyakinan, dan pengalaman kita.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga